Rabu, 19 Desember 2018

4 Orang Istri

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang
istri.
Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan
kesenangan yang banyak.
Sebab, dialah yang tercantik diantara semua istrinya. Pria ini selalu
memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.
Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga
dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk
memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya.
Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria
yang lain.
Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia
adalah istri yang sabar dan pengertian.
Kapanpun pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta
pertimbangan istrinya ini.
Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi
suaminya, melewati masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang
sangat setia.Dia selalu membawa perbaikan bagi
kehidupan keluarga ini.Dia lah yang merawat dan mengatur semua
kekayaan dan usaha sangsuami.
Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun,
pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia
akan segera meninggal.
Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat
ini, aku punya 4 orang
istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan
jika aku harus hidup sendiri.
Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya
pada istri keempatnya."Kaulah yang paling
kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang,
aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia
terdiam."Tentu saja tidak,"jawab istri keempat, dan pergi begitu
saja tanpa berkata-kata lagi.
Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada
pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga.
"Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir.
Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?
Istrinya menjawab,Hidup begitu indah disini. Aku akan
menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul dengan
ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya."Aku selalu berpaling padamu setiap
kali mendapat masalah.Dan kau selalu mau
membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati,
maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan.
"Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu kali ini.Aku hanya bisa
mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam
yang indah buatmu.
Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa
putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu.Aku akan
ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan
meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu
menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya disana. Dia tampak
begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasa
menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa
merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti ini,
istriku.

Renungan :
Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan
biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal.
Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap￾Nya.
Istri yang ketiga, adalah status sosial dankekayaan.
Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain.
Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat danteman-teman.
Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa
bersama kita selamanya.
Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan amal kita.
Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan
dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita
sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita
melangkah.Hanya amal yang mampu menolong kita di
akhirat kelak.
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak.
Jangan sampai kita menyesal belakangan.
Mumpung masih hidup
Mumpung masih sehat
Mumpung masih longgar
Mumpung masih muda
Semoga Insya Allah

#SelfReminder


(sumber  : WAG)

0 komentar :